Presiden Joko Widodo (Jokowi) dihimbau tidak untuk mengakomodir Chatib Basri masuk dalam Kabinet Kerja waktu reshuffle kelak. Karena, terkecuali bermazhab neoliberalisme, ekonom Kampus Indonesia itu dinilai juga tidak mempunyai prestasi yang gemilang waktu menjabat juga sebagai Menteri Keuangan di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut Peneliti Lingkar Studi Perjuangan (LSP), Agus Priyanto, kekeliruan Chatib Basri yang terbesar saat menjabat Mentri Keuangan yaitu turunkan tarif import komponen serta spareparts industri mobil untuk mobil kecil atau kutu (LGCV). Penjualan mobil kutu itu melonjak dari 0 jadi 150. 000 unit th. 2014.
" Chatib bukanlah mencari jalan untuk meningkatkan transportasi umum, jadi lakukan pengurangan pajak imports parts serta komponen mobil kutu yang bikin kota besar di Indonesia lebih macet, " tutur Agus, dalam pembicaraannya dengan Rimanews, Minggu (12/07/2015).
Disebabkan bertumbuhnya mobil kutu dengan cara penting, sambung Agus, impor komponen serta spare-parts naik tinggi, current akun defisit semakin besar, rupiah makin rontok. " Chatib mewariskan permasalahan quatro-deficits pada Jokowi, " tegas Agus.
Kebijakan yang pernah di buat oleh profil yang telah terkenal dengan pernyataannya " Kantongi Nasionalismu " ini, menurut Agus, jadi bukti riil bahwa Chatib Basri mermazhab neoliberal, yang membenci nasionalisme.
" Nampak pertanyaan, apakah orang seperti ini, yang membuat permasalahan, anti Trisakti, yang bakal di setujui oleh Jokowi yang angkat harapan Trisakti serta Nawacita yang membela nasionalisme? Atau Jokowi bakal mencari sosok alternatif yang mempunyai keberpihakan riil pada ekonomi kerakyatan serta mempunyai track record bersih dan mempunyai kekuatan serta jaringan luas di internasional untuk menangani potensi krisis yang punya pengaruh dalan perekonomian nasional? " papar Agus.
Karenanya, Agus mengingatkan, Presiden Jokowi mesti mulai tahu dengan sebagian kebijakan serta ketentuan yang dikeluarkan Menteri di Kabinet Kerja yang sangatlah mengecewakan.
" Bila anda tak selekasnya mengatur kabinet anda, kewibawaan pemerintahan anda serta keyakinan rakyat bakal perlahan-lahan tetapi pasti selekasnya pupus, " pungkas Agus.
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar