Front Pembela Islam bahkan juga menyerukan supaya jangan sempat kian lebih 2×24 jam, beberapa perusuh serta beberapa aktor intelektualnya dan misionaris asing yang ikut serta, mesti selekasnya di tangkap.
“Sebelum beberapa jihadis dari semua pelosok Tanah Air turun ke Papua untuk mengeksekusi mereka dengan prinsip : Luka dibayar dengan Luka, serta Darah dibayar dengan Darah, dan Nyawa dibayar dengan Nyawa, ” tegas Habib Rizieq lewat info resmi, Jumat (17/7).
Termasuk juga yang perlu ditahan serta diadili, kata Habib Rizieq, termasuk juga semua pengurus Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Tubuh Pekerja Lokasi Toli-Papua yang dinilai sudah memprovokasi orang-orang Kristen Papua lewat Surat Edaran tertanggal 11 Juli 2015 yang diteken Pendeta Navus Wenda serta Pendeta Marthen Jingga, dengan melarang Perayaan Idul Fitri untuk umat Islam serta Penggunaan Jilbab untuk muslimah di semua Lokasi Tolikara-Papua.
Habib Rizieq juga mengutuk dengan keras aksi sekumpulan massa umat Nasrani menyerang jamaah umat Islam yang tengah melakukan shalat Idul Fitri di halaman Koramil 1702/JWY, Kabupaten Tolikara, Papua, Jumat (17/7). “Itu perbuatan biadab! Mereka kafir harbi yang perlu dibasmi! Mereka sudah menodai Agama, Bangsa serta Negara, ” tandas Habib.
Habib Rizieq juga menuntut aparat supaya menahan beberapa misionaris asing yang sampai kini ikut serta bekerja-sama dengan GIDI, termasuk juga misionaris Yahudi Israel. (rz)
sumber:eramuslim.com
0 komentar:
Posting Komentar