Kenyataan mengagetkan diketemukan MPU Aceh Barat di Kecamatan Woyla. Pelakunya sekumpulan guru dari suatu instansi swadaya orang-orang (LSM) yang beroperasi di sektor pendidikan, ekonomi, serta aktivitas orang-orang. Guru-guru itu dipercaya memasukkan misi pendangkalan akidah waktu mengajar Bhs Inggris serta computer untuk anak-anak yang masih tetap mengenyam pendidikan di Sekolah Basic (SD) serta Madrasah Ibtidaiyah (MI).
“Bukti pendangkalan akidah itu telah kita kantongi serta tekuni. Rata-rata bukti yang kita dapatkan mengarah pada pendangkalan akidah serta sangatlah membahayakan, ” kata Ketua MPU Aceh Barat Tgk H Abdul Rani Adian, Jumat (28/9) di Meulaboh.
Guru yang dipercaya lakukan misi pendangkalan akidah itu adalah anggota LSM beragama non-muslim. Praktiknya, diantaranya meminta anak didik melukiskan lambang serta simbol agama spesifik. Berdasar pada pernyataan murid yang mengatakan mereka diminta menggambar tiang bendera seperti lambang agama nasrani.
Yang lebih mengagetkan lagi, murid dilarang membaca Bismillah saat bakal makan, serta tidak bisa pelajari (membaca) pelajaran berkenaan Alquran serta hadits.
Bukti lain yang saat ini tengah dipelajari pihak MPU Aceh Barat, menurut Tgk Abdul Rani yaitu mempelajari buku PR murid yang menuliskan bentuk pendangkalan akidah yang yakini bahwa ada suatu agama lain yang di ajarkan pada anak didik diluar Islam.
Saat berjalan pelajaran Bhs Inggris, berjalan dengan cara tertutup. Rata-rata lambang serta nyanyian yang di ajarkan juga dalam Bhs Inggris. Saat ditranslate ke Bhs Indonesia, mengarah pada puji-pujian sesuai sama ajaran agama spesifik.
“Ini sangatlah beresiko. Masalah ini adalah sisi dari masih tetap ada misionaris di Aceh Barat yang selalu melakukan misi mereka termasuk juga menyusupi anak-anak umur sekolah basic, ” pungkas Ketua MPU Aceh Barat, Tgk H Abdul Rani Adian.
Misteri Bubur serta Air Biru
Di dalam keresahan orangtua serta orang-orang pada sangkaan misi pendangkalan akidah oleh misionaris pada murid SD serta MI di Kecamatan Woyla, Aceh Barat, pihak Wilayatul Hisbah (WH) selalu memahami masalah itu. Terkecuali menghimpun bukti, serta kenyataan-fakta di lapangan, pihaknya juga temukan makanan berbentuk bubur serta minuman berwarna biru yang disuguhi untuk peserta didik waktu ikuti pelajaran Bhs Inggris.
Laporan yang di terima Serta Ops WH Aceh Barat, sesudah menyantap bubur, anak-anak disajikan minuman (air) berwarna biru yang belum di ketahui merk ataupun bahan yang dipakai.
Seseorang murid dari SD Blang Mee, Kecamatan Woyla mengakui umumnya tidak ingin minum air biru itu, terlebih berdasarkan penjelasan dari seseorang murid yang pernah meminumnya, sesudah meminum air itu terasa pusing, mual, serta seperti kebingungan.
Ada pula laporan yang mengatakan, guru yang menyuguhkan bubur serta air biru, esok harinya mendatangi orangtua murid bertanya apakah anak mereka ada alami tanda-tanda seperti mual, pusing atau termenung. “Inilah pada bentuk-bentuk keanehan yang kita dapatkan, ” tutur Abdul Razak.
Serta Ops WH Aceh Barat menuturkan, masalah yang mengarah pada pendangkalan akidah itu tersingkap saat seseorang orangtua melaporkan keganjilan pada anaknya yang bersekolah di SD Woyla.
Sang bapak kaget waktu mendengar anaknya bercerita perihal kehidupan serta kematian yang bakal dihadapi oleh semua makhluk. Yang bikin sang bapak terkejut saat si anak mengakhiri ceritanya dengan menyampaikan Tuhan akan mati.
Saat si bapak ajukan pertanyaan dari tempat mana cerita itu dia bisa, dengan lugu anaknya menjawab dari guru yang mengajar di sekolah.
LSM “Center Mulia Hati” kerjakan Misi Terlarang
Pertolongan LSM Center Mulia Hati yang dihimpun dari tiap-tiap murid SD serta MI di Kecamatan Panton Reue, yang diisi perihal pendangkalan aqidah dan misionaris.
Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Barat menyebutkan LSM yang bernama “Center Mulia Hati” Meulaboh dapat dibuktikan lakukan misi terlarang berbentuk pendangkalan akidah pada murid SD serta MI dan orang-orang di Kecamatan Woyla serta Panton Reue. MPU mereferensikan supaya Pemkab Aceh Barat secepat-cepatnya hentikan operasional LSM yang di pimpin warga negara asing itu.
“Berdasarkan bukti yang kami tekuni yang dihimpun oleh Wilayatul Hisbah (WH), seluruhnya buku serta pertolongan yang didapatkan dari LSM “Center Mulia Hati” pada murid SD serta MI dan orang-orang di Kecamatan Woyla serta Panton Reue meresahkan lantaran berisi materi dan misi pendangkalan akidah serta menjurus pada misionaris, ” kata Ketua MPU Aceh Barat, Tgk H Abdul Rani Adian pada konferensi pers di Kantor MPU Aceh Barat, lokasi Desa Ujong Tanjong, Kecamatan Meureubo, Senin (1/10) sore.
Menurut dia, berdasar pada bukti-bukti yang ada dan hasil pengkajian MPU, seluruhnya buku yang didapatkan LSM “Center Mulia Hati” dengan tenaga pengajar yang rata-rata warga nonmuslim mengarah pada misionaris untuk mendangkalkan akidah anak-anak.
Guru LSM “Center Mulia Hati” yang mengajarkan materi Bhs Inggris di Kecamatan Woyla serta Panton Reue, menurut MPU juga mengajarkan pada anak didik diluar dari ajaran Islam seperti bakal ada tuhan mati, ada sebagian tuhan dan mengajarkan nyanyian agama lain. Guru juga melarang anak didik mereka menggerakkan perintah agama Islam seperti yang diyakini sampai kini.
“Warga di Aceh Barat juga bersiap jadi saksi berkenaan pendangkalan akidah yang menjurus pada misionaris itu, lantaran warga memanglah lihat praktek yang dikerjakan dengan cara terselubung di tiap-tiap sekolah di tempat program yang digerakkan, ” ungkap Ketua MPU Aceh Barat.
MPU Aceh Barat juga temukan bukti buku pelajaran yang didapatkan pada anak didik dengan penerbit taraf nasional yang dikeluarkan th. 2007 juga ilegal lantaran tidak di ketahui oleh guru ataupun Dinas Pendidikan Aceh Barat. Buku itu juga berisi lambang agama serta teka-teki yang jawabannya diisi perihal kepercayaan agama lain diluar Islam.
“Supaya hal semacam ini tak menyebabkan permasalahan baru serta gejolak di orang-orang, kami minta Pemkab Aceh Barat selekasnya hentikan semua aktivitas LSM CMH tanpa ada terkecuali. LSM CMH tidak bisa lagi ada di Meulaboh atau sekitarnya, ” tandas Tgk Abdul Rani.
MPU Aceh Barat juga telah mengamankan bukti berkenaan misi pendangkalan akidah lewat pertolongan mesin jahit yang didapatkan dari LSM CMH untuk grup ibu-ibu pelatihan menjahit di Kecamatan Panton Reue. “Berdasarkan pengkajian, simbol-simbol yang tercantum pada mesin jahit itu juga termasuk juga misi pendangkalan akidah, ” tuturnya.
Kehadiran LSM Centre Mulia Hati di Aceh Barat nyatanya tak masuk dalam buku direktori organisasi kemasyarakatan serta instansi swadaya orang-orang Propinsi Aceh. Dengan kata lain, CMH tak tercatat dengan cara resmi di Tubuh Kesbangpol serta Linmas Aceh, LSM ini yaitu Ilegal.
*Sumber : SERAMBINEWS
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar